PEREBUTAN RUANG PUBLIK PEDAGANG KAKI LIMA PADA MASA PANDEMI DI ALUN-ALUN JOMBANG
Studi Kasus Pedagang Kaki Lima di Alun-Alun Jombang
DOI:
https://doi.org/10.38043/jids.v5i1.2971Abstract
Mewabahnya Virus Covid-19 di Indonesia telah melemahkan berbagai sektor kehidupan di masyarakat, tak terkecuali sektor ekonomi. Berbagai kebijakan politik yang dikeluarkan pemerintah selama masa pandemi telah mengancam perekonomian masyarakat. Terutama masyarakat kalangan menengah bawah,seperti Pedagang Kaki Lima (PKL). PKL menjadi pihak yang sangat terdampak dari pemberlakuan kebijakan yang dilakukan pemerintah. Mulai dari kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Kedua kebijakan tersebut sering kali memicu aksi perebutan ruang kota antara PKL dan aparat keamanan. Penelitian ini ditujukan untuk melihat politik ruang kota selama masa pandemi pada PKL di Alun-Alun Jombang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, pendekatan kualitatif. Dalam mendukung kajian ini, maka teori yang digunakan ialah Teori Strukturasi yang digagas oleh Anthony Giddens. Perspektif teori tersebut digunakan dalam melihat pola relasi antara struktur dan agen yang ada dalam politik ruang kota. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perebutan ruang kota yang dilakukan oleh PKL menjadi wujud dari adanya hegemoni politik. Penguasaan tersebut membuat para PKL harus melakukan berbagai cara agar dapat bertahan hidup selama pandemi.
Kata Kunci: Ruang Publik, dan Pedagang Kaki Lima (PKL)
Downloads
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.