https://journal.undiknas.ac.id/index.php/fisip/issue/feed Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial 2025-08-12T00:53:07+00:00 Jonathan Jacob Paul Latupeirissa jonathanlatupeirissa@undiknas.ac.id Open Journal Systems <div style="text-align: justify;">Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial is published by the Universitas Pendidikan Nasional, with periodical publications every February and August. Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial contains articles on research results and literature studies from the branches of public administration, political science, and international relations, and social sciences (others). Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial has an e-issn: <a href="http://u.lipi.go.id/1500870631" target="_blank" rel="noopener">2581-2424</a> and p-issn: <a href="http://u.lipi.go.id/1500879909" target="_self">2597-3657</a> .</div> <div style="text-align: justify;">In general, articles published in the Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial are scientific papers that contribute to the development and dissemination of knowledge in the fields of public administration, political science, and international relations, communication, sociology, political science, and social sciences (others). The main readers of the Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial are academics, students, practitioners, state civil servants, and those who are interested in the fields of public administration, politics, international relations, and social sciences. Articles can be written in Indonesian or English.<br /><br /></div> https://journal.undiknas.ac.id/index.php/fisip/article/view/6233 PELUANG PARADIPLOMASI DALAM MEMBANGUN KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI LAMPUNG, INDONESIA DAN LOS RIOS, EQUADOR 2025-05-06T01:36:53+00:00 Fitri Adi Setyorini fitri.adi@unsoed.ac.id M. Aris Pujiyanto m.aris@unsoed.ac.id <p>Tulisan ini menganalisis peluang paradiplomasi sebagai strategi dalam membangun ketahanan pangan melalui studi kasus Provinsi Lampung, Indonesia, dan Provinsi Los Rios, Ekuador. Ketahanan pangan menjadi isu global yang semakin kompleks akibat perubahan iklim, pandemi, konflik geopolitik, dan ketimpangan ekonomi yang menyebabkan terganggunya rantai pasok dan produksi pangan. Kondisi ini mendorong perlunya pendekatan baru yang melibatkan aktor-aktor sub-nasional, seperti pemerintah daerah, dalam menjalin kerja sama internasional yang responsif dan adaptif. Dalam konteks ini, paradiplomasi memberikan ruang bagi daerah untuk menjalin kemitraan lintas batas secara langsung tanpa harus melalui jalur diplomatik formal pemerintah pusat. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi strategi, tantangan, dan hasil paradiplomasi kedua provinsi dalam memperkuat ketahanan pangan yang berkelanjutan. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus dan teknik analisis tematik terhadap data sekunder dari dokumen kebijakan, laporan internasional, dan publikasi akademik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paradiplomasi membuka peluang transfer teknologi pertanian berkelanjutan, peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui pelatihan lintas daerah, serta pengembangan rantai nilai pangan yang berbasis keunggulan lokal. Meskipun belum terdapat MoU resmi, strategi paradiplomasi informal seperti partisipasi dalam pameran internasional, kunjungan delegasi, dan pertemuan dagang telah menjadi langkah awal yang efektif. Studi ini menyimpulkan bahwa paradiplomasi merupakan instrumen strategis yang dapat direplikasi oleh daerah lain dalam membangun ketahanan pangan lokal yang inklusif dan berdaya saing global.</p> 2025-08-12T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Fitri Setyorini, M. Aris Pujiyanto https://journal.undiknas.ac.id/index.php/fisip/article/view/6809 THE ROLE OF DIGITAL LITERACY AND TECHNOLOGY ADOPTION IN FACILITATING SOCIAL TRANSFORMATION IN AFGHANISTAN 2025-07-16T01:04:11+00:00 Musawer Hakimi musawer@adc.edu.in Mateeullah Sediqi mateeullah.sediqi@kpu.edu.af Ahmad Jamy Kohistani jamy@kpu.edu.af Tamann Quraishi tamannaquraishi259@gmail.com <p>In Afghanistan, the rate of technological development is balanced by the challenges of digital literacy due to sociopolitical instability, the lack of infrastructure, and educational disparities. This research not only examined the landscape of digital literacy and technology use for Afghan adults, but also the challenges and opportunities around using technology. A quantitative cross-sectional design was employed and data were collected from 300 individuals aged 18 and older, representing urban and rural areas. Demographic representation was assured through purposive sampling by gender, age, education, and occupation. Data to assess participants digital skills, technology use, and perceived barriers to digital literacy and technology were collected through a five-point Likert scale questionnaire which relied on previously validated digital literacy frameworks. The participants completed the survey questions either face-to- face as part of an interview, or an online survey available in Dari and Pashto. The findings indicate that there are considerable gaps in access to, and skills to use, digital technologies, especially for rural and lesser educated groups, and identify distance and as a consequence reinforcing the digital divide in Afghanistan.This study fills a major gap in the research literature on digital literacies and provides an empirical study from a conflict-affected country such as Afghanistan, which is one of the few on this topic. This study also provides insights into complex links between sociopolitical instability and gender inequities and educational impediments to digital exclusion. The study underscores the need for improved access to technology and infrastructure as key factors in digital literacy initiatives. By presenting data-driven evidence from Afghanistan, this research adds a critical perspective to global digital literacy discussions, serving as a model for similar contexts. Policymakers and development organizations can use these findings to close digital divides and foster long-term digital empowerment in Afghanistan.</p> 2025-08-12T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Musawer Hakimi, Mateeullah Sediqi, Ahmad Jamy Kohistani, Tamann Quraishi https://journal.undiknas.ac.id/index.php/fisip/article/view/6818 IRONI SEBAGAI BENTUK PERUNDUNGAN SIBER PADA KOMENTAR DI TIKTOK TERHADAP INFLUENCER SKINCARE 2025-07-16T01:09:36+00:00 Adistirana Putty adistiranaputty@upi.edu Siti Nurbayani s.nurbayani@upi.edu Rika Sartika rikasartika@upi.edu <p>Fenomena perundungan siber di media sosial saat ini masih marak ditemukan. Seiring dengan bertambahnya pengguna media sosial, bertambah pula perundungan siber di media sosial. Salah satu pengguna yang beresiko menjadi korban perundungan siber yaitu influencer skincare sebagai pengguna yang aktif menunjukkan diri di media sosial. Komentar yang ditemukan sebagai komentar perundungan bukan hanya yang bersifat secara langsung namun terdapat juga yang berbentuk halus dan sulit dikenali. Komentar tersebut dapat kita sebut sebagai komentar ironi mengacu pada gaya bahasa sindiran yang dikemukakan oleh Groys Keraf. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakteristik dan pemaknaan kalimat ironi dalam komentar perundungan terhadap influencer skincare di platform Tiktok. Untuk menjawab tujuan penelitian tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, dokumentasi dan analisis wacana. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap akun influencer skincare @ratu.ghania, ditemukannya 35 komentar ironi pada 21 video yang diunggah mulai dari pertengahan tahun 2024 hingga Juli 2025. Komentar yang ditemukan sesuai dengan sifat dari gaya bahasa ironi dan mayoritas berbentuk sindiran halus terhadap influencer skincare tersebut. Kemudian komentar yang ditemukan mengarah pada kondisi fisik influencer tersebut terutama pada kondisi kulit wajahnya. Selain itu, komentar yang ditemukan juga mengarah pada ketidaksetujuan hasil ulasan produk yang dipromosikan namun berkaitan pula dengan kondisi kulitnya. Contoh komentar perundungan berbentuk kalimat ironi yang ditemukan yaitu seperti “perasaan ga ilang-ilang tuh jerawat” yang memiliki maksud untuk menyatakan secara halus bahwa wajah korban tetap saja berjerawat dan “jerawatan aja ttp cantik” kalimat tersebut terlihat seperti pujian namun diiringi dengan diksi bermakna negatif.</p> 2025-08-12T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Adistirana Putty, Siti Nurbayani, Rika Sartika https://journal.undiknas.ac.id/index.php/fisip/article/view/6819 ASEAN SOCIAL ENTERPRISE DEVELOPMENT PROGRAMME SEBAGAI MANIFESTASI REGIONALISME BARU DALAM INTEGRASI KAWASAN YANG INKLUSIF 2025-07-16T01:11:06+00:00 Rifka Amalia rifka.amalia@unsoed.ac.id <p>Penelitian ini menganalisis ASEAN <em>Social Enterprise Development Programme</em> (ASEAN SEDP) sebagai manifestasi dari pendekatan Regionalisme Baru dalam kerangka integrasi ekonomi kawasan Asia Tenggara. ASEAN SEDP merupakan program berbasis kemitraan multi-pihak (<em>Multi-Stakeholder Partnerships</em>/MSPs) yang dirancang untuk memberdayakan wirausaha sosial muda melalui pelatihan, pendampingan bisnis, akses pembiayaan, serta jejaring lintas sektor. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif-analitis dengan data sekunder. Temuan utama menunjukkan bahwa ASEAN SEDP mencerminkan prinsip-prinsip Regionalisme Baru, seperti keterlibatan aktor plural lintas sektor, pendekatan dari bawah (<em>bottom-up</em>), serta orientasi multidimensional yang tidak hanya menekankan pertumbuhan ekonomi tetapi juga pemberdayaan komunitas akar rumput. Berbeda dengan ASEAN-BAC dan ACCMSME yang cenderung elitis dan teknokratik, ASEAN SEDP berhasil membangun model integrasi kawasan yang lebih inklusif dan kontekstual melalui wirausaha sosial (social entrepreneurship). Studi kasus dari peserta ASEAN SEDP menunjukkan dampak nyata berupa penciptaan lapangan kerja bagi kelompok rentan, peningkatan kapasitas wirausaha, serta perluasan solidaritas sosial antarwarga ASEAN. Penelitian ini merekomendasikan agar model kolaboratif seperti ASEAN SEDP direplikasi dan diintegrasikan ke dalam kebijakan regional ASEAN secara lebih sistematis sebagai pelengkap inisiatif ekonomi formal, demi memperkuat integrasi ekonomi yang inklusif dan berkeadilan di kawasan.</p> 2025-08-12T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Rifka Amalia https://journal.undiknas.ac.id/index.php/fisip/article/view/6884 KERANGKA KONTRATERORISME ASEAN: TANTANGAN KERJA SAMA REGIONAL DI ASIA TENGGARA 2025-07-31T02:16:00+00:00 Asido Mac Kenzie Butar Butar asidomkz.hiui@gmail.com <p>Isu terorisme menjadi tantangan serius bagi kawasan Asia Tenggara, dengan meningkatnya ancaman dari aktor transnasional seperti ISIS dan Foreign Terrorist Fighters (FTF). ASEAN sebagai organisasi regional telah merespons melalui sejumlah instrumen kerja sama, seperti ASEAN Convention on Counter Terrorism (ACCT) dan ASEAN Our Eyes Initiative (OEI). Artikel ini menganalisis peluang dan tantangan yang dihadapi ASEAN dalam menangani terorisme kawasan dengan menggunakan pendekatan teori organisasi internasional dan rezim internasional. Meskipun ACCT menyediakan kerangka kerja formal untuk koordinasi regional, implementasinya masih menghadapi kendala signifikan seperti prinsip non-intervensi, perbedaan yurisdiksi, serta kelemahan institusional. OEI muncul sebagai alternatif inisiatif berbasis kerja sama intelijen yang dinilai lebih adaptif, meskipun tantangan birokratis dan risiko kebocoran informasi tetap membayangi. Kajian ini menunjukkan bahwa efektivitas ASEAN dalam kontra-terorisme sangat dipengaruhi oleh dinamika politik domestik anggotanya serta kelembagaan regional yang bersifat longgar. Diperlukan reformasi pendekatan kerja sama keamanan yang lebih terintegrasi dan berorientasi pada perlindungan manusia untuk meningkatkan kapasitas ASEAN menghadapi terorisme di masa depan.</p> 2025-08-13T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Asido Mac Kenzie Butar Butar https://journal.undiknas.ac.id/index.php/fisip/article/view/6824 PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DALAM PELAYANAN PUBLIK DI DPMPTSP KOTA SERANG 2025-07-31T01:48:08+00:00 Awan Anhara dosen03060@unpam.ac.id Raudah Zaimah Dalimunthe raudah@untirta.ac.id <p>Kinerja pegawai merupakan suatu hasil kerja dapat dicapai sesuai dengan standar dan peraturan yang berlaku dalam instansi tersebut. keberhasilan kerja dalam mencapai hasil yang memuaskan dan optimal memerlukan dukungan pimpinan dan pemanfaatan teknologi informasi. Dukungan pimpinan menjadi peran penting terhadap kinerja pegawai. Kepemimpinan transformasional merupakan salah satu jenis tipe dapat digunakan dalam memberikan pengaruh positif terhadap kinerja pengawai. Kepemimpinan transformasional menerapkan konsep dimana kemampuan yang dimiliki oleh seorang pemimpin untuk memberikan persuasif kepada pegawainya, sehingga mereka akan mengikuti arahan, menghormati, dan meneladani perilaku pimpinan tersebut. Pemanfaatan teknologi informasi memberikan pengaruh dalam kinerja pegawai. Pengawai yang mampu memanfaatkan penggunaan teknologi informasi dalam pekerjaannya memudahkan penyelesaian tugas-tugas menjadi cepat, efesien, dan efektif. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan transformasional dan pemanfaatan teknologi terhadap kinerja pegawai. Metode penelitian menggunakan expo facto explanatory. Populasi dalam penelitian ini merupakan pengawai dinas pegawai Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Serang berjumlah 88 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampel jenuh. Teknik analisis data menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dengan bantuan aplikasi SmartPLS. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa kepemimpinan transformasional terhadap kinerja pegawai memberikan pengaruh positif sebesar 42,2% dan siginifikan. Selanjutnya pemanfaatan teknologi informasi tidak berpengaruhi dan tidak signifikan terhadap kinerja pegawai sebesar 9%. Saran bagi Dinas DPMPTSP di Kota Serang untuk dapat meningkatkan kinerja pegawai dapat dilakukan dengan cara kepeminpinan transformasional yang dilakukan oleh pemimpinan/pejabat dinas DPMPTSP kepada pegawai.</p> 2025-08-13T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Awan Anhara, Raudah Zaimah Dalimunthe https://journal.undiknas.ac.id/index.php/fisip/article/view/6498 POTRET KAJIAN KOMUNIKASI BUDAYA KOMUNITAS DI BERBAGAI NEGARA 2025-07-07T03:34:47+00:00 Robby Firliandoko robby.firliandoko@unida.ac.id Hairunnisa Hairunnisa amrwahyu74@gmail.com Lalita Hanief lalita_hanief@ulm.ac.id Yulia Rahmawati Yulia.rahmawati@uhamka.ac.id Sukarelawati Sukarelawati Sukarelawati@unida.ac.id <p>Komunitas menjadi salah satu kelompok yang bisa melakukan pelestarian budaya. Komunitas merupakan kumpulan individu yang berinisiatif memulai suatu proses kegiatan yang dapat memperbaiki keadaan dan mengkondisikan diri untuk melakukan tindakan-tindakan positif guna memecahkan permasalahan kesejahteraan masyarakat salah satunya dengan melestarikan warisan budaya menggunakan aktivitas komunikasi. Komunitas budaya melakukan proses perencanaan hingga pelaksanaan program pemeliharaan dan pelestarian benda cagar budaya masyarakat dapat terlibat secara aktif melalui berbagai kanal komunikasi. Komunikasi, komunitas dan budaya menjadi tiga unsur yan saling terkait dan membangun. Tidak hanya di Indoesia, ternyata praktik baik ini dilakukan di berbagai negara. Naskah ini ingin menggambarkan bagaimana ketiga unsur tersebut bergerak dan saling mengisi dalam perkembangan komunikasi budaya komunitas di berbagai belahan dunia. Melalui studi literatur dengan membaca dan mendedah berbagai jurnal yang mengkaji komunikasi komunitas dan budaya, naskah ini menjelaskan bahwa Komunikasi memiliki peran dalam pembangunan budaya di berbagai komunitas, dan komunitas melalui berbagai kegiatan komunikasinya juga bisa menjadi pelestari budaya. Komunikasi, komunitas dan budaya menjadi tiga unsur yang saling mengisi dan berperan dalam setiap perkembangan kehidupan manusia di berbagai negara. Tulisan ini juga mengungkapkan bahwa komunikasi bisa menjadi pembentuk budaya yang baik dan juga dapat menjadi perusak budaya di tengah komunitas atau masyarakat.</p> 2025-08-13T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Robby Firliandoko, Hairunnisa, Lalita Hanief, Yulia Rahmawati, Sukarelawati https://journal.undiknas.ac.id/index.php/fisip/article/view/6882 PROMPT ENGINEERING DAN ETIKA KOMUNIKASI DALAM ERA KECERDASAN BUATAN: TANTANGAN DAN PELUANG 2025-07-31T02:14:46+00:00 Chairunnisa Widya Priastuty chnisaw@telkomuniversity.ac.id Mohamad Syahriar Sugandi syahriar@telkomuniversity.ac.id Melati Budi Srikandi melatibs@undiknas.ac.id <p style="font-weight: 400;">Perkembangan kecerdasan buatan/<em>artificial intelligent</em> (AI), khususnya <em>large language models l </em>(LLM), telah mengubah cara manusia memproduksi dan menyampaikan pesan dalam berbagai konteks komunikasi. Studi ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana praktik <em>prompt engineering</em>, teknik dalam merancang instruksi kepada AI, berperan dalam pembentukan pesan, serta bagaimana praktik ini berinteraksi dengan isu etika dan nilai komunikasi. Penelitian dilakukan dengan metode tinjauan pustaka sistematis terhadap berbagai jurnal ilmiah yang terbit dalam sepuluh tahun terakhir (2015–2025), mencakup bidang komunikasi, teknologi, dan etika digital. Hasil kajian menunjukkan bahwa <em>prompt engineering</em> tidak hanya menentukan efektivitas teknis respons AI, tetapi juga memiliki implikasi serius terhadap bias representasi, keamanan informasi, dan potensi disinformasi. Selain itu, literasi AI muncul sebagai elemen kunci dalam mengurangi risiko penyalahgunaan teknologi dan memperkuat komunikasi yang etis. Studi ini mengusulkan model konseptual yang menempatkan <em>prompt engineering</em> sebagai titik sentral dalam produksi pesan berbasis AI, dengan etika dan nilai komunikasi sebagai jembatan menuju desain komunikasi yang adil, aman, dan bertanggung jawab. Kesimpulannya, produksi pesan dalam era AI memerlukan pendekatan komunikasi yang reflektif, interdisipliner, dan berbasis nilai. Literasi digital dan pengembangan kebijakan etik perlu diintegrasikan ke dalam praktik komunikasi publik guna memastikan keberlanjutan komunikasi manusia-AI yang inklusif dan etis.</p> 2025-08-20T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Chairunnisa Widya Priastuty, Mohamad Syahriar Sugandi, Melati Budi Srikandi